EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM
Gambar tema oleh Igniel

Laporkan Penyalahgunaan

EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM

Pengikut

Cari Blog Ini

Recent

Bookmark

Sekolah untuk Mengisi Waktu Luang

Sepekan lebih Yahya tidak sekolah sebab masih dalam proses penyembuhan pascasunat, tepatnya ia sudah absen 9 hari. Selama 9 hari itu Yahya di rumah dengan batasan-batasan permainan tertentu, seperti tidak boleh lari-lari, lompat dan lempar-lempar. Sebagai anak kecil tentu belum bisa sepenuhnya mematuhi dengan baik, sebab ia belum bisa mengontrol keinginan dengan baik. 

skhole sekolah
Yahya dan Muhammad

Untungnya Amir sering main ke rumah, Muhammad juga sering ke rumah, jadi saya tertolong oleh mereka. Sebab jika tidak, maka yang terjadi adalah kelelahan menemaninya bermain dan mengalihkan perhatian dari sakitnya itu. 

Alhamdulillah sekarang lukanya sudah kering, dan sudah bisa bergerak agak leluasa, meskipun masih memakai celana dalam khusus pascasunat. 

Pagi tadi ia bangun tidur agak telat, ia langsung cuci muka dan meminta untuk nonton Youtube Kids. Di tengah-tengah nonton itu, ia nyeletuk "Bapak, Yahya pengen sekolah, Yahya nggak punya temen," katanya dengan nada memelas. 

Saya mengiyakan permintaannya, sebab memang merasa kasihan ia di rumah sendiri dan bermain sendiri. Lagi pula, bertemu dengan orang lain biasanya akan menyembuhkan sebab ada proses pengalihan fokus dari rasa sakit. Waktu luang yang dimiliki oleh Yahya, lalu ia memutuskan sendiri untuk meminta sekolah membuat saya ingat bukunya Pak Roem Simatupang yang berjudul Sekolah itu Candu. 

Pada tulisan pertama yang berjudul Sekolah: dari Athena ke Cuernavaca Pak Roem menjelaskan tentang arti sekolah dari sisi bahasa. Sekolah berasal dari kata Bahasa Inggris dari school yang juga serapan dari Bahasa Latin; skhole, scola, scolae, atau schola. Secara harfiah kata itu artinya adalah waktu luang. 

Alkisah, tulis Pak Roem, orang Yunani kuno mengisi waktu luang mereka dengan cara mengunjungi suatu tempat atau seorang yang pandai untuk mempertanyakan dan mempelejari hal-hal yang mereka rasakan dan memang perlu dan butuh untuk mereka ketahui. Lama kelamaan, kebiasaan mengisi waktu luang untuk mempelajari sesuatu itu tidak hanya berlakuk bagi orang tua dan orang dewasa, malainkan juga untuk anak-anak mereka. 

Orang tua makin sibuk dengan kegiatan sehari-hari mulai dari bekerja hingga melakukan aktivitas sosial, mereka makin tak punya waktu untuk mengurus anak-anaknya. Lalu ayah dan ibu mereka menitipkan anak-anaknya kepada orang yang pandai, di sana anak-anak mereka bisa bermain dan berlatih melakukan sesuatu. 

Makin lama, kegiatan itu menjadi sebuah lembaga scola materna (pengasuhan ibu sampai usia tertentu) menjadi scola in loco parentis (lemabaga pengasuhan akan pada waktu senggah di luar rumah, sebagai pengganti ayah dan ibu). Lembaga itu kemudian disebut dengan "ibu asuh" atau "Ibu yang memberikan ilmu pengetahuan" yang dalam bahasa latin disebut alma mater.

***

Kegiatan mengisi waktu luang ini penting bagi Yahya, apalagi dengan usianya yang masih balita. Ia harus bisa bersosialisasi dengan anak-anak yang sebaya dengannya agar bisa memahami sesuatu dengan caranya sendiri. Saya sebagai orang tua biasanya tidak sabar dalam menemaninya bermain, tidak selalu bisa memposisikan diri dengan mengikuti pola pikirnya. Jadi pelampiasannya ketika sudah bosan adalah menonton Youtube Kids. 

Dari pada seperti itu, lebih baik ia mengisi waktu luangnya dengan sekolah, dan saya bisa menyelesaikan tugas-tugas di rumah atau untuk menulis sesuatu yang bagi saya penting. Salah satunya latihan menulis setiap hari ini. 

Posting Komentar

Posting Komentar