EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM
Gambar tema oleh Igniel

Laporkan Penyalahgunaan

EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM

Pengikut

Cari Blog Ini

Recent

Bookmark

Aktivitas Mencatat

Tentang mencatat, saya memiliki memori yang cukup banyak. Sedari kecil, ketika duduk di bangku MI, saya sudah diwajibkan mencatat. Mulai dari mencatat dengan huruf-huruf biasa (untuk membedakan dengan huruf latin; saya malas mencari informasi apa jenis huruf biasa yang seperti ini?), mencatat dengan huruf pegon, bahkan dengan bahasa arab, waktu dulu ada mata pelajaran muatan lokal (mulok) salah satunya adalah imla’-pegon. Satu mata pelajaran yang bagi saya memiliki kelemahan dalam mencatat; satu-satunya pelajaran itu adalah bahasa jawa menggunakan tulisan carakan. Duh, itu sampai sekarang saya belum bisa.

Image by storyset on Freepik

Terkait huruf biasa dan huruf latin, ada istilah berbeda terkait dengan media yang digunakan. Jika mencatat dengan huruf latin, media yang dipakai adalah buku halus. Istilah buku halus ini memang agak membingungkan ketika saya masih kecil dulu. Buku apa yang tidak halus? – agak dewasa saya mengerti bahwa halus bukan arti fisik, namun secara abstrak. tampilannya seperti gambar di bawah ini. 

gambar buku halus

Saya mulai menyesal, ketika beranjak dewasa, aktivitas mencatat mulai berkurang. Lebih tepatnya menjadi pemalas untuk mencatat. Mengandalkan pikiran dan ingatan yang sering kali menipu; ah tidak perlu dicatat, nanti ingat kok, ide seperti itu mudah diingat. Suara itu yang biasanya menggema di dalam pikiran. 

Persis ketika saya sedang di depan laptop seperti ini, bingung mau menulis tentang apa. Padahal kemaren saya sudah mendapatkan ide tentang tulisan yang harus saya terbitkan hari ini. Daripada saya lebih bingung mengingat-ingat kembali ide tersebut, lebih baik saya jadikan problem saya ini menjadi bahan tulisan. 

Padahal, akhir-akhir ini saya mulai kembali dengan rutinitas mencatat. Ya, kira-kira lima tahun belakangan ini. Meskipun kadang-kadang tidak konsisten. Alat yang saya gunakan untuk mencatat sudah mengikuti arus zaman; gawai dengan aplikasi note, atau jika tidak mengirimkan chat ke diri sendiri melalui WhatsApp, kayaknya di tahun 2020 WA merilis fitur yang sangat membantu ini. Meski demikian, saya tidak meninggalkan buku catatan kecil untuk mencatat kejadian-kejadian atau hal penting; ya, jika Anda berpikir adalah catatan hutang, berarti spektrum kita sama. 

Biasanya yang saya catat adalah ketika membaca buku ada yang penting, isi dari seminar yang saya ikuti, frasa dan kalimat dalam bahasa Inggris dan ayat-ayat yang bagi saya memang sulit dan penting untuk diingat lebih banyak.

Hal ini menjadi semacam pengingat, bahwa di dalam al-Quran juga banyak sekali ayat-ayat yang memang mengharuskan untuk mencatat. Seperti Allah mengajarkan (manusia) dengan pena-qalam (salah satu tafsirnya adalah dengan catatan/tulisan; QS. 96: 4), kitab suci al-Quran yang tertulis (QS. 52: 2) hingga hal-hal penting seperti hutang-piutang yang harus ada catatannya (QS. 2: 282)

Saya harus segera mengakhiri tulisan ini dengan penekanan bahwa aktivitas mencatat merupakan aktivitas yang sangat penting, untuk menjaga ingatan dan kepekaan. Jangan mudah terkecoh dengan pikiran yang merasa bahwa ia bisa diandalkan. Sebagaimana kata pepatah bahasa arab 

ما كتب قرَ وما حفظ فرَ
Sesuatu yang ditulis itu bersifat tetap/utuh, (sedangkan) sesuatu yang dihafal (pasti akan) hilang/lupa
Posting Komentar

Posting Komentar