EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM
Gambar tema oleh Igniel

Laporkan Penyalahgunaan

EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM

Pengikut

Cari Blog Ini

Recent

Bookmark

Hal yang paling Wajib Disyukuri

Membaca judul di atas, jika kita berpikir adalah sehat, jawabannya kurang tepat, jika yang terbersit adalah nikmatnya dijadikan muslim, juga kurang tepat. Hal yang paling wajib disyukuri sebelum itu semua adalah hidup.

gambar anak kecil waktu pagi
Image by pikisuperstar on Freepik

Kemarin, istri saya bertanya “Kenapa kita lupa tentang kejadian di surga?” Asumsi saya, itu pertanyaan yang timbul dari QS. 9: 172 yang menceritakan bahwa Allah pernah menceritakan kesaksian manusia bahwa Allah adalah Tuhan. Oleh sebab itu, manusia diturunkan ke bumi agar bisa menjadi saksi atas keberkuasaan Allah.

Pertanyaan di atas, saya jawab seadanya saja, tanpa mikir panjang bahwa jika kita sekarang diberi kemampuan ingat tentang kejadian-kejadian sebelum di dunia, kita akan merasa menyesal hidup di dunia, sebab lebih enak hidup “di sana” daripada di sini.

Cara pandang kita melihat tentang kehidupan memang terkadang paradoks. Misalnya kita berpikir bahwa jika hidup adalah hal pertama wajib yang bisa disyukuri, lalu kenapa banyak masalah dalam hidup? Hingga ada sebagian orang yang bunuh diri sebab merasa lelah hidup? (saya tidak sedang meremehkan orang yang bunuh diri sebagai orang yang mudah putus asa)

Pikiran kita sering sekali terkecoh dengan memotong cara berpikir praktis, hingga melupakan hal yang besar. Misalnya, ketika makan dan minum terasa enak, lupa bahwa di balik enaknya makan dan minum ada organ-organ tubuh yang normal dan sehat. Ketika merasa hidup ini banyak masalah, lalu lupa bahwa masalah itu bagian dari hal yang dikehendaki oleh Allah. 

Oleh sebab itu, pikiran rasional terkadang tidak mampu memberikan kepastian jawaban yang memuaskan rasa penasaran. Kita butuh perangkat lain untuk mendeteksi kebenaran yang hakiki itu. Ada yang menyebutnya; perasaan, kesadaran, irfani, hati, nilai, dan lain-lain. 

Hal ini mengingatkan saya sebuah meme di Twitter yang sekarang menjadi X “Tetaplah hidup meski tak berguna” itu memang kalimat demotivasi, namun hakikatnya benar. Sebab dengan hidup, kapan saja kita memiliki kesempatan untuk menjadi berguna. Jika sekarang kita menganggap tidak berguna, lalu memilih untuk mati. Artinya kita sudah menutup kesempatan untuk bisa berguna. 

Mensyukuri hidup menjadi salah satu cara agar tidak terjebak pada pikiran-pikiran negatif, pada simpulan-simpulan parsial nan sementara. Simpulan sementara itu sudah diwanti-wanti oleh Allah tentang sifat sombong karena banyak harta. Oleh sebab itu Allah menjelaskan bahwa hidup itu hanya main-main saja. (QS. 57:20)

Posting Komentar

Posting Komentar