EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM
Gambar tema oleh Igniel

Laporkan Penyalahgunaan

EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM

Pengikut

Cari Blog Ini

Recent

Bookmark

Kegagalan

Pepatah yang mengatakan kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda adalah benar. Eh, sebentar-sebentar. Saya terlalu terburu-buru. Begini, Saya gagal dua kali untuk menulis setiap hari minimal 300 kata. Ini adalah kegagalan yang keempat. Saya tak hendak mencari alasan kenapa kok beberapa hari yang lalu tidak menulis … karena rasanya kok kalau kita mencari alasan untuk pembenaran akan menjadi candu yang kapan saja bisa kita gunakan, lagi.

Kegagalan adalah menu utama
Image by syarifahbrit on Freepik

Sebenarnya beberapa hari yang lalu … cukup. 

Terkait dengan kegagalan ini, kebetulan saya sedang merampungkan buku Eric Weiner berjudul The Geography of Bliss. Ia menghabiskan 64 halaman untuk menceritakan masyarakat Islandia tentang kebahagiaan. Islandia yang negaranya jarang bertemu dengan matahari, dingin, badai dan tentunya salju. Namanya saja Iceland, bukan?

Eric menemukan simpulan bahwa alasan kenapa orang Islandia itu bahagia, karena mereka menganggap bahwa kegagalan adalah menu utama, ya saya ulangi kegagalan adalah menu utama. Hal ini berbeda dengan pemahaman pada umumnya, sebagaimana pepatah yang saya kutip awal paragraf bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. 

Apa perbedaan dari kedua ungkapan tersebut? Bisa dilihat dari akibatnya. Ungkapan pertama … adalah kesuksesan/keberhasilan yang tertunda hanya iming-iming saja (belum tentu ia akan sukses dengan seribu kali gagal) sehingga seseorang harus berupaya untuk berhasil dan sukses, ia mengejar sesuatu yang abstrak dan tidak bisa dikontrol. Sedangkan untuk akibat dari ungkapan yang kedua adalah kebabasan untuk mengalami kegagalan, sehingga seseorang akan menikmati terus menerus kegagalan itu, alih-alih meratapi dan merutuki diri sendiri. 

Saya gagal tentu tidak kali ini saja, berkali-kali dalam banyak hal. Namun, dalam hal menulis setiap hari, baru gagal empat kali. Kegagalan ini, setelah membaca Eric adalah sebuah kebebasan. Saya bebas untuk memulai lagi, meskipun dengan kegagalan lagi di depan mata nantinya. Saya tinggal memulainya lagi.

Hari ini saya bisa menulis lagi, dan harus saya syukuri ini sebagai kesempatan. Berhasil atau tidak nantinya, tidak perlu dipikir terlalu dalam. Saya tidak mau kecewa dengan diri sendiri lalu tidak bahagia hanya karena gagal menulis setiap hari. Kegiatan ini pun untuk diri saya sendiri, saya menulis untuk diri saya sendiri bukan untuk orang lain. 

Tulisan ini sudah lebih dari 300 kata. Harus saya akhiri. Semoga esok bisa kembali menulis.

Posting Komentar

Posting Komentar