EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM
Gambar tema oleh Igniel

Laporkan Penyalahgunaan

EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM

Pengikut

Cari Blog Ini

Recent

Bookmark

Menentukan Prioritas

Beberapa hari yang lalu, tak sengaja ketika membuka lini masa di instagram, saya melihat konten tentang “fokus pada prioritas” video itu menunjukkan seorang guru yang sedang mengajar di depan murid-muridnya. Ia mengeluarkan stoples kosong, kemudian memasukkan bola golf. Ia sambil berbicara datar tentang apa yang sedang dilakukannya. Setelah semua bola golf masuk, ia mengambil bebatuan yang sudah ia siapkan di dalam ransel lalu memasukkannya ke dalam stoples. Selanjutnya kerikil dan terakhir adalah pasir.

Bola golf di lapangan
Image by StockSnap from Pixabay

Di dalam toples itu penuh dengan barang-barang yang sudah dimasukkannya. Lalu ia bertanya kepada murid-muridnya, apa yang terjadi ketika bola golf adalah barang yang terakhir saya masukkan? Apakah ia bisa masuk ke dalam stoples? – aukamaqal. Saya agak lupa redaksinya, namun yang jelas seperti itu. Tentu saja jawabannya tidak bisa. Itu pertanyaan retoris yang berfungsi untuk mengukuhkan pernyataan atau fakta. 

Ia lalu menjelaskan bahwa bola golf adalah prioritas hidup kita; ia bisa jadi keluarga, teman atau semacamnya. Sedangkan batu, kerikil dan pasir adalah hal-hal remeh yang seharusnya tidak perlu serius kita memikirkannya. Fokus saja pada hal-hal yang memang benar-benar menjadi fokus kita; yakni prioritas. Jika kita terlalu fokus pada distraksi-distraksi dan kesenangan sesaat, yang terjadi adalah menuai kegagalan; yakni tidak bisa memasukkan bola golf ke dalam stoples, sebab sudah penuh dengan batu, kerikil dan pasir. 

Video itu membuat saya memiliki gambaran lain, perumpamaan lain tentang isi pikiran. Dan itu membuat saya mudah dalam mengilustrasikannya sebagai cerminan diri sendiri. Pikiran ibarat stoples, sedangkan apa yang kita pikirkan adalah barang-barang yang masuk ke dalamnya.

Pikiran manusia, kita terutama adalah hal besar dan unik yang diberikan oleh Allah. Ia menjadi penentu dalam perilaku kehidupan kita sehari-hari. Pikiran baik dan sehat akan melahirkan perilaku yang baik dan sehat pula, dan begitu sebaliknya. 

Hal itu juga berlaku dalam kecerdikan kita dalam menentukan prioritas dalam hidup. Prioritas bisa dibagi setidaknya tiga secara periodik; prioritas jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Apa yang harus dijadikan sebagai prioritas satu tahun ini, lima tahun mendatang hingga dua puluh tahun mendatang. Atau, jangka yang lebih panjang; surga dan ampunannya.

Kenapa penting menentukan prioritas? Jawaban paling sederhana, agar kita tahu dan bertanggung jawab atas kehidupan kita sendiri. 

Manusia memang ciptaan Allah paling sempurna (QS. 95:4) namun bukan berarti bisa melakukan semua hal, sebab manusia juga memiliki label terbatas. Keterbatasan itu bukan sebuah kekurangan, melainkan rambu-rambu bagi manusia, agar kita tahu; apa hal yang bisa dilakukan dan yang tidak; apa yang jadi kebutuhan dan kesenangan; apa yang harus diselesaikan terlebih dulu dan ditunda untuk sementara waktu; apa yang harus menjadi nilai dalam hidup dan apa yang menjadi sekadar haha-hihi; dan lain seterusnya.

Posting Komentar

Posting Komentar