EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM
Gambar tema oleh Igniel

Laporkan Penyalahgunaan

EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM

Pengikut

Cari Blog Ini

Recent

Bookmark

Keterampilan Berpikir

Kemarin, di beranda Fesbuk ada salah satu teman yang update status tentang Bloom Taxonomy. Tidak banyak yang dijelaskan, namun yang saya tangkap sekilas ia menjelaskan tentang keterampilan berpikir dari aspek paling rendah hingga aspek paling tinggi. 

Ada diagram yang ditampilkan dan buru-buru saya screen shoot agar bisa saya akses kapan saja di galeri gawai saya. Keterangan ini di tahun 2001, apakah ini ada pembaruan saya kurang mengerti sebab tidak menelusuri lebih jauh lagi.

Bloom's Taxonomy - Cognitive Domain

Ada enam keterampilan berpikir yang akan saya gunakan sebagai bahan materi untuk menulis catatan di sini. 

1. Remembering atau Hafalan

Tingkatan pertama dan yang paling rendah adalah menghafal. Aktivitas menghafal atau mengingat fakta-fakta spesifik adalah hal yang paling dasar dalam proses berpikir. Saya menjadi teringat dan mulai menyadari bahwa menghafal menjadi salah satu karakteristik umum di pesantren. Mengapa disuruh untuk hafalan nazam-nazam, hadis, bahkan Al-Qur'an. 

Meskipun ada yang mengkritik buat apa menghafal sesuatu yang tidak kita pahami? Kritik seperti itu sebaiknya diposisikan sebagai kesadaran bahwa menghafal atau mengingat bukanlah tujuan, melainkan sebuah proses agar bisa naik pada jenjang selanjutnya, yaitu pemahaman.

2. Understanding atau Pemahaman

Mustahil kita bisa memahami sesuatu, jika tidak pernah mengingat sesuatu itu. Contoh sederhananya, kita tak mungkin bisa memahami apa itu fungsi meja, jika kita belum pernah membayangkan dan mendapatkan informasi tentang apa itu meja. Kita harus mengingat terlebih dulu definisi tentang sesuatu agar bisa memahami tentang definisi tersebut. 

3. Applying atau Penerapan

Tingkatan ketiga adalah penerapan. Menerapakan sesuatu yang telah kita pahami menjadi salah satu aspek keterampilan agar proses berpikir kita mengalami perkembangan. Praktik-praktik sederhana misalnya dalam contoh meja di poin nomor dua di atas. 

Pada saat kita mengetahui fungsi meja, pemikiran kita akan berkembang jika mencari meja lalu menggunakannya untuk melakukan proses penerapan fungsi-fungsinya. Katakanlah kita menggunakan meja tersebut untuk alas menulis, maka pada saat itu kita sudah melakukan aspek penerapan setelah memahami konsep tentang meja. 

4. Analyzing

Menganalisa adalah mengidentifikasi hubungan dari berbagai aspek yang melingkupi. Kita mulai menghubungkan bahkan membongkar hubungan-hubungan tersebut.

Masih dalam contoh meja tadi, kita akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan seperti "Kenapa meja ini dibuat dengan kaki yang empat?" Biasanya pada proses analisis ini, kita menentukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab. 

Hal ini mengingatkan saya adanya ungkapan "Pertanyaan adalah setengan dari jawaban." Ketika kita bisa merumuskan pertanyaan, sebenarnya kita sudah tahu separuh dari jawaban tersebut.

5. Evaluating atau Membuat Penilaian

Pada tahap kelima ini keterampilan berpikir menjadi lebih dalam dan lebih rumit. Kita tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi juga membuat simpulan dari semua informasi yang kita terima. Ada banyak variabel yang digunakan agar proses penilaian ini lebih baik. 

Pada kasus meja, setelah menemukan jawaban kenapa meja "itu" dibuat berkaki empat dengan melihat dari berbagai aspeknya, lalu kita bisa menilai sesuatu itu. Penilaian biasanya melibatkan perbandingan, oleh sebab itu biasanya sangat subyektif, sebab pengalaman dan informasi seseorang tentang meja sangat beragam. 

6. Creating

Inovasi dan menciptakan sesuatu adalah keterampilan paling tinggi dalam berpikir. Menciptakan sesuatu artinya membuat hal baru berdasarkan informasi dan proses-proses yang sudah dilalui. 

Objek meja yang sedari tadi saya gunakan untuk bahan permisalan akan menciptakan "meja baru" di level crating. Bisa saja menggunakan konsep meja yang tidak hanya dipakai sebagai alat untuk menulis, tetapi juga alas untuk aktivitas yang lain. 

Dari hal tersebut, manusia bisa menciptakan berbagai macam dan bentuk meja yang disesuaikan dengan fungsinya. 

Dari enam keterampilan berpikir ini, setidaknya memberikan informasi bagi saya untuk menjadikannya sebagai basis pembelajaran di rumah untuk menemani Yahya belajar di rumah.

Posting Komentar

Posting Komentar