EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM
Gambar tema oleh Igniel

Laporkan Penyalahgunaan

EWRX7nXzSEi74YquoxxXqz848nPnhEfExVXrFUfM

Pengikut

Cari Blog Ini

Recent

Bookmark

Memilih Popok Clodi

Memiliki bayi adalah tantangan tersendiri, apalagi bayi baru lahir (new born), wah rasanya ... hmmm. banyak hal deh yang bisa dirasakan. Saya sebut di antaranya saja seperti jadwal tidur yang tak teratur, kerja sama dengan pasangan soal gantian jaga, berbagi pengertian dengan anak pertama, dan tentunya ... cucian yang bertambah buaanyak.

menggunakan popok clodi
beberapa koleksi popok clodi yang sudah dicucikering

Apalagi, ini tahun ketiga rumah kami belum ada mesin cuci lagi. Jadi, mau tak mau harus ngucek-ngucek dan ngoosyek-osyek. Nah, tapi di situ poinnya pada tulisan kali ini. Sepertinya ini menjadi tantangan untuk diri sendiri. Niatnya agar menjadi lebih baik. 

Kesepakatan

Sebelum lahir anak kedua, ada banyak hal yang kami sepakati, salah satunya adalah penggunaan popok. Antara popok sekali pakai atau popok clodi. 

Pilihan kami adalah popok clodi. Sebenarnya istri sempat ragu, sebab salah satu konsekuensinya adalah mencuci setiap hari. Tapi keraguan itu segera saya tepis, sebab saya yakin mampu dan mau untuk mencuci popok clodi setiap hari. 

Kenapa Memakai Popok Clodi?

Ada dua alasan yang paling mendasar mengapa kok memakai popok clodi; pertama karena ingin peduli lingkungan, dan yang kedua karena ngirit. 

Alasan pertama tentang peduli lingkungan maksudnya adalah penggunaan pampers (popok sekali pakai) memang praktis, namun rasanya tak tega tiap hari membuang sampah 6-10 popok, apalagi untuk bayi baru lahir, tentu sering sekali pipis dan ee', bukan? 

Kami tinggal di kota Bantul yang sedang darurat sampah, dan memang beberapa bulan yang lalu sedang memulai untuk diet sampah agar meminimalisir timbulan sampah dari rumah. Artinya, saya harus melanjutkan proses tersebut, tentu saja dengan semampunya. 

Nah, alasan kedua soal ngirit. Ini penting, sih. UMR kota Bantul salah satu paling rendah sejagad Indonesia raya. Hihihi. Gini, deh itungan paling sederhana. Bayi baru lahir itu intensitas buang kotoran sering banget. Kalau menggunakan popok sekali pakai ya kira-kira 7 popok perhari. 

Jika harga per popok, yang harganya murah-murah saja misalnya 2.000x7= 14.000 kali dalam sebulan (30 hari) itu 420.000 rupiah. Uang sebesar itu, ya bukannya lebih baik dipakai untuk kebutuhan lainnya? menurut kami tentunya.

Dua pertimbangan itu yang menjadi alasan kenapa kami menggunakan popok clodi saja. 

Tantangan yang Bukan Hambatan

Tantangannya apa, sih? Sesuai yang sudah saya spill di atas kalau mencuci itu harga mati. Harus tiap hari, bahkan tiap waktu. Biar ngga numpuk-numpuk. 

Selain mencuci, yaitu kesabaran dan telaten untuk menggantinya. pengalaman kami per hari ini tiap 2 jam sekali harus ganti. Jadi kalau dikalkulasikan tiap hari selama 24 jam menghabiskan 12 clodi. Jadi 12 itu wajib minimal yang harus dimiliki kalau ingin menggunakan clodi. Tapi menurut kami sih kurang, paling tidak harus punya serep lagi lah, tambah 12 clodi lagi. Hal ini untuk antisipasi kalau tak ada panas dan banyak clodi yang belum kering.

Ya, ada drama-drama sedikit wajarlah namanya juga manusia. Sedang capek-capeknya, e malah bocor, harus nyebokin dan mengganti. Kami termasuk orang tua yang lurus, yang namanya pipis harus cebok pakai air, kurang mantep kalau istinja pakai tisu misalnya. 

Apalagi istri nih. Soal najis tak ada toleransi. Ampun pokoknya. 

Pernah suatu malam, kami berdua capek banget dan ngantuk berat. Dalam kondisi seperti itu untuk bangun dan menyentuh air rasanya sangat payah sekali. Alhasil malam itu kami pakaian Hilmi popok sekali pakai saja. Alhamdulillah masih ada sisa beli untuk yang new born dan hadiah dari klinik Alisa. 

Sepertinya kami harus tetap menyediakan popok sekali pakai, untuk jaga-jaga jika ada hal-hal yang sifatnya mendesak.

Tantangan terakhir adalah mencuci popok clodi tidak memakai detergent biasanya yang mengandung banyak bahan kimia. Jadi, harus memakai bahan alami agar daya serap kain dan insertnya tidak terkikis. Ada alternatif memakai buah lerak yang ternyata banyak sekali manfaatnya.

Tidak Menyerah tapi Sadar Kemampuan

Kami memang sepakat untuk tidak memakai popok sekali pakai, namun dalam kondisi tertentu kami harus mentoleransi hal itu. Ada keadaan yang memaksa kami untuk memakai popok sekali pakai di saat-saat tertentu. Misalnya ketika ingin bertamu ke rumah orang lain.

Popok Clodi itu rawan tembus dan bocor, untuk menghindari itu terjadi di rumah orang lain. Maka saat bertamu kami memakaikan Hilmi popok sekali pakai. Kami tak ingin mengotori rumah orang lain, atau ketika ia digendong lalu tiba-tiba bocor, kan jadi menyusahkan orang lain. 

Daripada hal itu terjadi, lebih baik kami memakaian ia popok sekali pakai. 

Selain kondisi tersebut, biasanya ya karena kecapaian. 

Alhasil, memilih popok clodi memang berat, namun jika dinikmati rasanya akan menantang dan memicu semangat untuk hidup lebih berkualitas. Tantangannya bukan yang ada di luar diri, melainkan dari dalam diri. Jadi, bismillah saja terus. 

Posting Komentar

Posting Komentar